Senin, 03 November 2008

Pangeran Antasari


Pangeran Antasari (lahir: 1797, Kalimantan Selatan –wafat: Bayan Begak, Murung Raya, Kalimantan Tengah, 11 Oktober 1862) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Beliau meninggal karena penyakit cacar di pedalaman sungai Barito, Kalimantan Tengah. Kerangkanya dipindahkan ke Banjarmasin dan dimakamkan kembali di Taman Makam Perang Banjar (Komplek Makam Pangeran Antasari), Banjarmasin Utara, Banjarmasin. Perjuangan beliau dilanjutkan oleh keturunannya SultanMuhammad Seman dan cucunya Ratu Zaleha.

 

Pada 14 Maret 1862 menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin dihadapan para kepala suku Dayak dan adipati (gubernur) penguasa wilayah Tanah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayanyaitu Kiai Adipati Jaya Raja.

 

Semasa muda nama beliau adalah Gusti Inu Kartapati. Ayah Pangeran Antsari adalah Pangeran Masohut (Mas'ud) bin Pangeran Amir bin Sultan Muhammad Aminullah dan ibunya Gusti Hadijah binti Sultan Sulaiman. Pangeran Antasari mempunyai adik perempuan yang bernama Ratu Antasari yang menikah dengan Sultan Muda Abdurrahman tetapi meninggal lebih dulu sebelum memberi keturunan.

 

Ia pernah meledakkan kapal milik Belanda yang bernama Kapal Onrust dan juga dengan pemimpin-pemimpinnya yang bernama Letnan der Velde dan Letnan Bangert.

 

Tidak ada komentar: